TIKET MENUJU PERLINTASAN WRITING
Pertemuan perkuliahan hari ini merupakan
pertemuan pertama pada tanggal 03 februari dengan dosen yang sama, yaitu Mr.
Lala Bumela. Pada Writing Composition 2 yang lalu sebagian besar membahas mengenai literasi terhadap baca dan tulis.
Kali ini tidak jauh berbeda karena masih menyinggung mengenai menulis dalam
pendidikan.
Menulis merupakan suatu garis besar dalam
lintasan pertandingan. Di sini kita semua dituntut untuk dapat melewatinya.
Bagi kalangan pelajar, kegiatan menulis merupakan salah satu bagian yang memang
seharusnya bahkan bersifat wajib bagi mereka untuk membantu kegiatan belajar.
Dalam Writing Composition 4 kali ini kami di ajarkan agar mampu berevolusi dari
writing sebelumnya.
Menurut para pakar ilmu yang memang mengerti
dalam bidangnya, menulis merupakan suatu tantangan terbesar dalam
pengekspresian bahasa kedua (L2). Dari Hyland 2003 memaparkan bahwa : “Learning
how to write in a second language is one of the most challenging aspects of
second language learning”. Dari pernyataan tersebut sudahjelas bahwa Mr.
Hyland memandang suatu tantangan yang sangat besar terhadap menulis. Karena
tiap individu melakukan interaksi dari bahasa pertama (L1) atau bahasa hati ke
dalam bahasa kedua (L2) atau bahasa yang di ekspresikan. Dalam hal ini, tidak
semua orang dapat melakukannya karena disinilah letak tantangan terbesarnya.
Dari Mr.Hyland juga memaparkan kembali
argumennya terhadap menulis bahwa bagi sebagian besar orang yang berbahasa
inggris menjadikannya sebagai L1, sehingga kemampuan untuk menulis merupakan
sesuatu yang memerlukan instruksi khusus dari seseorang yang lebih mengerti. (“
Even for those who speak English as a first language, as ability to write
effectively is something that requires exensive and specialized instruction
(Hyland 2003 ; Hyland 2004))”.
Tidak hanya penulis yang berperan di sini, akan
tetapi pembaca juga berperan sangat penting karena memiliki pengaruh besar demi
menunjangnya kapasitas dari penulis. Karena antara konteks, teks, dan pembaca
adalah satu-kesatuan yang saling berkaitan. Dapat diibaratkan terhadap gambar
di bawah ini:
Sesuatu tulisan tidak akan menjadi tulisan yang sempurna tanpa adanya pembaca (reader) yang melakukan critical reading. Suatu karya dari tulisan akan terbangun apabila di dalamnya terdapat konteks maupun teks yang saling membangun. Karena pembaca yang pandai merupakan mereka yang pandai memberikan kritikan terhadap tulisan yang memang seharusnya berhak untuk dikritik.
Pembaca bias mencakup siapa saja yang memiliki
ilmu maupun kemampuan mengkritik terhadap suatu wacana baik karya tulis,
jurnal, maupun artikel. Isi yang terdapat dalam tulisan dapat mencakup apa saja
tergantung dari penulisnya yang mengeksplorasikan hasil pikirannya karena
tulisan merupakan suatu kejujuran yang dituangkan oleh penulisnya.
Mengenai hal ini, saya pun akan satu kalimat
yang telah sayan baca dari power poin pembahasan pertama kali ini yang berjudul
“Writing for Academic” yang terdapat
sebuah pernyataan dari Mr. Hyland 2003 :” My expectation is to be honest “.
Dapat dijabarkan karena posisi kita adalah sebagai calon guru kelak, jadi
pernyataan tersebut dapat membantu para guru terhadap bahasa yang menjadikan
beliau pandai dalam menulis. Salah satu guru yang pandai ialah yang memiliki
banyak pilihan dalam proses mengajar seperti metode, bahan ajar, dan prosedur
yang harus digunakan di dalam kelas. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
An expectation is to be honest
(Hyland 2002) :
- To help teacher of language became teacher of writing.
- A strong teacher is a reflective teacher
- A teacher can make informed choice about a teaching.
Belum cukup sampai di sini, dalam menulis juga
memiliki komposisi tersendiri sehingga dapat membangun suatu tulisan yang utuh.
Writing like any craft. Kenapa dinyatakan seperti itu? Perlu kita ingat
kembali, karena writing merupakan bentuk pengekspresian dari hati penulis
(writer) yang dituangkan kembali di atas kertas sehingga menghasilkan suatu
karya yang dapat diabadikan dan diketahui oleh pembacanya (reader)
.
Menulis (writing) mencakup berbagai aspek yang
tidak terlepas dari mengasah kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang
terdiri dari texts, contexts dan readers. Seperti karya lainnya, writing juga
menunjukkan isinya melalui practice Dari pembacanya bahkan penulis itu sendiri.
Menulis juga dapat dijadikan suatu pusat pertahanan dari L1 dan L2.
- L2 Writing teaching includes :
v Language Structures
v Texts functions
v Themes or topics
v Creative expression
v Composing processes
v Content
v Genre and contexts of writing
Jadi,
dari penjelasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis itu harus
dituju melalui suatu tiket yang dinamakan kemauan untuk mengasah kemampuan yang
juga harus didukung oleh adanya reader yang akan ,mendukung, mengkritik, dan
member saran dari apa yang telah di tulis oleh writer. Dari penulisan tersebut
akan menghasilkan sesuatu yang dinamakan meaning yang akan benar-benar
dipertimbangkan kembali oleh reader yang akan menghasilkan suatu karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar