SUNGGUH, AKU
MENCINTAIMU KAR’NA ALLAH
Karya : Nurisah
Cerita ini berawal dari sosok
bidadari cantik yang sekilas melintas di kedua bola mataku. Waktu itu hari
menunjukkan pukul 15.00 tepat sekali ketika aku selesai mengikuti les kajian
al-kitab di kampus. Tiba-tiba hati ini terpaku dikala terlintasi sesosok wanita
anggun di hadapanku. Kebetulan namaku adalah doni, kini aku menempati semester
7 di salah satu universitas ternama di Jakarta.
“Subhanallah, siapa wanita cantik
nan anggun itu?” gumamku dalam hati
“Semoga aku dapat bertemu dengannya
lagi” sekejap ku terdiam sambil terus memegangi kunci motor yang sampai saat
ini belum aku nyalakan dimotor tuaku
Setiba di rumah, aku terus
memikirkan paras cantik itu. Padahal sesekali aku menyadari bahwa hal itu tak
boleh aku lakukan. Bintang-bintang indah seolah ikut tersenyum menyelimuti
perasaan ku yang saat ini tengah berbunga-bunga. Tak sabar untuk menanti esok datang agar aku
bisa berkenalan dengannya.

Memang pepatah selalu berkata
benar, pucuk di cinta ulampun tiba. Tak pernah aku duga sebelumnya, ternyata
dia menempuh pendidikan di tempat yang sama denganku. Untuk kedua kalinya, kami
dipertemukan kembali di acara pengajian kampus. Dengan agak sedikit malu,
langsung saja kuberkenalan dengannya. Ternyata namanya adalah aisyah. Nama yang
sungguh indah bak seindah parasnya, subhanallah.
Mengingat isi ceramah tadi yang
menjelaskan tentang indahnya pernikahan dan rumah tangga, langsung saja
dibenakku hanya terngiang satu kalimat, “andai aku bisa meminangnya”. Ah,
mungkin saja aku hanya bermimpi untuk mendapatkan bidadari yang pastinya sudah
banyak yang ingin melamarnya.
Seperti tertimpa durian runtuh,
aku diberi kesempatan untuk mengenalnya lebih jauh. Dan ntah dirasuki setan apa
yang membuatku berani untuk menjalin status dengannya, dan iapun dengan nada
yang sedikit malu disertai mata sayup-sayup memandang dengan lemah lembut ia
berkata
“Insya Allah, atas seizin-NYA aku bersedia untuk lebih dalam mengenalmu”
Nampaknya seluruh syaraf di tubuh
ini menari dan detak jantungpun sudah tak beraturan lagi. Tapi tersontak
kegembiraanku saat ini terhenti dengan nada kalimat keduanya yang mengatakan
“tapi,
aku belum siap jika kau ingin segera melamarku”.
“Baiklah jika itu yang kamu mau, kita
jalani saja ta’aruf ini bagai riak air mengalir” ungkapku untuk menenangkan sedikit
kekhawatiranku terhadap penolakannya
Sudah beberapa bulan kami
menjalani hubungan ini tanpa ada perbincangan untuk ke arah yang lebih serius. Dan
tekadku sudah bulat untuk mengatakan bahwa aku siap meminangnya dan ingin
menjadikan ia sosok ibu dari calon anak-anaku kelak. Akan tetapi, hatiku
kembali terkoyakkan setelah yang ke sekian kali ia mengatakan tidak siap untuk
ku pinang.
Kini, semangatku redup, beberapa
nilai mata kuliah yang ku ikuti menurun drastis dikarenakan fikiranku yang tak
lagi fokus hanya memikirkan satu bidadari yang saat ini ada di hatiku.
“Ya Allah, apa yang harus
kulakukan? KAU lah yang MAHA tau segalanya. Engkau tau bahwa karena-MU lah aku
bulatkan niatku untuk meminangnya” tanyaku dalam hati
“Vita, kenapa kamu tega menolak
tawaranku? Aku ga mungkin cari sayap-sayap yang lain sedangkan sayapku kini patah
karenamu” terus ku bergumam dalam hati
Fikiran pendekku tersirat di kala
melihat beberapa obat yang berada persis dalam kotak P3K di ruang tamu rumahku.
Langsung saja kulahap beberapa obat cair dan kapsul yang ada, kini seluruh urat
ditubuhku mengejang dan buih-buih busa terus mengalir dari mulutku.
Tak lama kemudian keluargaku
tersontak dan dengan segera melarikanku ke rumah sakit terdekat di daerah
tamrin, Jakarta.
................
Dengan mata terbuka perlahan,
seakan aku tengah berada di alam lain yang ternyata di sekelilingku hanya ada
berbagai peralatan pasien sperti tabung oksigen dan selang infus.
Aku menjelaskan pada keluargaku
tentang semua alasanku kenapa aku menjadi seperti ini. Ibu dan kakak-kakaku
hanya memberikan semangat dan menasehatiku kala itu. Akupun kembali tersadar
dari maut yang hampir menjemputku gara-gara ulahku sendiri.
Kejadian bunuh diri itu aku lakukan
hampir tiga kali. Semuanya tak lepas karena untuk ke sekian kalinya pula vita
masih menolak untuk aku pinang. Sepertinya hati ini sudah benar-benar terpaut
padanya. Hingga hanya kematian yang selalu ingin aku lakukan pada tubuhku ini.
“sungguh, Demi Allah. Aku mencintaimu
karena Allah, Vit” kalimat itu selalu membayang-bayangi disetiap jemari kakiku
melangkah
Tak ada jalan lain selain
berpasrah dan menyerahkan semuanya pada Allah.
Jelang satu tahun, gelar sarjanapun
telah ku sandang. Begitu pun dengan vita. Dan kini aku menjadi guru di salah
satu sekolah terfavorit di Jakarta pusat. Sungguh banyak wanita yang selalu
berusaha menarik dan memikat hatiku. Tapi sampai saat ini aku masih belum dapat
menghilangkan satu nama yang masih bersinggah.
Sungguh Allah Maha Besar dan
selalu menunjukkan suatu keajaiban bagi hamba-NYA yang selalu berikhtiar
pada-NYA. Kali ini Allah mempertemukanku di salah satu Bank dengan sosok
bidadari yang nampak tak asing dan hati ini sangat mengenalnya. Dan benar saja
ternyata dia adalah Vita. Dia kini bekerja menjadi salah satu teller di Bank
swasta di sputar daerah jakarta.
Betapa terkejut dan bahagianya hati ini di saat mendengar kalimat
yang ia bisikkan “A, masih ingatkah denganku? apa tawaranmu padaku masih
berlaku sampai saat ini?” aku terdiam seketika dan hanya terngiang satu kata,
yaitu “MEMINANG”
Tak ingin ku buang waktu dan
menyia-nyiakan kesempatan yang masih Allah beri padaku. Tepat pada harai
minggu, aku dan keluargaku menyambangi rumahnya dan bermaksud untuk melamar
bidadari mereka. Dengan suasana hening dan sepi tanpa sepatah dua katapun yang
dilontarkan dari salah satu di antara kami yang saat ini tengah berada di
rumahnya.
Dengan pipi merah merona di
selipkan lesung pipinya yang manis, ia pun menjawab sambil tersenyum.
“Insya Allah. Kini aku siap untuk
menerima lamaranmu karena Allah”
Beberapa minggu kemudian, Kamipun melangsungkan pernikahan
sederhana yang menjadikan bumi dan langit beserta isinya sebaga saksi janji
cinta suci kami berdua, hingga maut yang akan memisahkan kita.
Sungguh besar kekuasaan Allah,
Allah tak pernah menukarkan jodoh, rizki, sakit, sehat dengan sesuatu yang
tidak bisa kita hadapi. Teruslah berusaha dan yakinkan satu niat dan tekad
hanya karena Allah. Karena sesungguhnya Allah akan selalu bersama orang-orang
yang senantiasa mengingat-NYA.
-- TAMAT --